fhirman-ilham.blogspot.com

Al-Hasiib, Allah Yang Maha Memberi Kecukupan

Minggu, 17 Februari 2013

Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Sesungguhnya perlu kita ketahui bahwa Allah yang memberikan kita kecukupan untuk dirinya, dan pantaslah kita hanya meminta kepada Allah Azza wa Jalla. Nama Allah Subhanahu wa Ta’ala yang maha agung ini disebutkan dalam beberapa ayat al-Qur’an:

“Dan cukuplah Allah sebagai pemberi kecukupan” (an-Nisaa’: 6).

Dan juga kemudian Allah berfirman:
“(Yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan tidak merasa takut kepada siapapun selain kepada-Nya. Dan cukuplah Allah sebagai pemberi kecukupan” (al-Ahzaab: 39).

Berdasarkan ayat di atas, para ulama menetapkan nama al-Hassib sebagai salah satu dari nama-nama Allah ‘Azza wa Jalla yang maha indah.

Imam Ibnu Faris menjelaskan bahwa asal kata nama ini menunjukkan empat makna, salah satunya adalah memberi kecukupan.

Maka makna nama Allah ‘Azza wa Jalla al-Hasiib adalah Yang Maha Mencukupi hamba-hamba-Nya dalam semua kebutuhan mereka, baik dalam urusan agama maupun urusan dunia, Dia yang memudahkan bagi mereka segala kebaikan dan mencegah dari mereka segala keburukan.

Termasuk makna nama-Nya al-Hasiib adalah bahwa maha menjaga, menghitung dan mengetahui semua amal perbuatan para hamba-Nya, membedakan antara amal yang baik dan buruk, serta mengetahui balasan yang berhak mereka dapatkan dan kadar pahala atau siksaan yang mereka terima.

Keimanan yang benar terhadap nama-Nya yang maha agung ini akan menumbuhkan dalam diri seorang hamba sikap tawakkal (penyandaran hati) yang benar kepada Allah ‘Azza wa Jalla, ini merupakan sebab utama untuk meraih kecukupan dan pertolongan dari-Nya dalam semua urusan yang dihadapi hamba tersebut.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Barangsiapa yang ketika keluar rumah membaca (zikir): Bismillahi tawakkaltu ‘alallahi, walaa haula wala quwwata illa billah (Dengan nama Allah, aku berserah diri kepada-Nya, dan tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan-Nya).

Maka malaikat akan berkata kepadanya: “(sungguh) kamu telah diberi petunjuk (oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala), dicukupkan (dalam segala keperluanmu) dan dijaga (dari semua keburukan)”, sehingga setanpun tidak bisa mendekatinya, dan setan yang lain berkata kepada temannya: Bagaimana (mungkin) kamu bisa (mencelakakan) seorang yang telah diberi petunjuk, dicukupkan dan dijaga (oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala)?”

[HR Abu Dawud (no. 5095) dan at-Tirmidzi (no. 3426), dishahihkan oleh at-Tirmidzi dan al-Albani].

Allah ‘Azza wa Jalla memuji para shahabat radhiallahu ‘anhum yang merealisasikan sikap ini dalam menghadapi gangguan dan ancaman orang-orang kafir, dalam firman-Nya:

“(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul-Nya) yang ketika orang-orang berkata kepada mereka: “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, maka perkataan itu (justru) menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Dia adalah sebaik-baik Pelindung” (QS Ali ‘Imraan:173).

Sikap ini pulalah yang ditunjukkan oleh Nabi Allah ‘Azza wa Jalla yang mulia, Ibrahim ‘alaihissalam ketika beliau dilemparkan ke dalam api oleh musuh-musuh beliau, karena beliau menghancurkan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah Ta’ala.

Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhu berkata: “Ucapan terakhir (yang dikatakan oleh) Nabi Ibrahim ‘alaihissalam ketika dilemparkan ke dalam api (adalah): “Hasbiyallahu wani’mal wakiil” (cukuplah Allah menjadi Penolongku dan Dia adalah sebaik-baik Pelindung).

Semoga kita bisa terus menambah keimanan kita untuk terus mengatungkan diri kita kepada Allah sehingga kita memahami bahwa hanya Allah yang maha memberi kecukupan..
Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

0 komentar

Posting Komentar